PENDOWO, LIMO, DEPOK: Bang Sukaimih Muslimin, Caleg PKS Dapil BCL (Beji Cinere Limo) bersama Komunitas Petani Milenial Limo Depok menyatakan komitmennya untuk terus mendukung sektor pertanian di Kota Depok. Perkembangan pesat sektor infrastruktur jalan tol serta perumahan di wilayah di Kecamatan Limo tidak menyurutkan tekad mereka mempertahankan sektor pertanian. Demikian poin penting diskusi santai Bang Sukaimih Muslimin dengan para Petani Milenial Panjul Farm Limo di Area Demplot Panjul Farm, RW.09 Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Kota Depok, Sabtu sore (2/9/2023).
Bang Sukaimih menilai sektor pertanian sangat penting di era sekarang. Selain mendukung upaya menjaga pelestarian alam pada saat perubahan iklim berubah cepat saat ini, sektor pertanian masih dibutuhkan banyak orang. Karena dikonsumsi setiap hari, setiap saat. “Sektor pertanian adalah sektor penting, hajat hidup orang banyak. Tanpa pertanian, dan tentunya tanpa kehadiran para petani, masyarakat pasti kelaparan. Karena itu, saya pribadi mendukung penuh para Petani Milenial untuk tetap semangat bercocok tanam di demplot ini,” ujar Bang Sukaimih.
Bang Sukaimih yang juga lulusan S2 UMJ Jakarta ini juga memaparkan pentingnya pertanian dalam menjaga kestabilan suhu dan turut berkontribusi menjernihkan udara, di saat ramai polusi udara di wilayah Jakarta, Depok dan sekitarnya. Karena tanaman yang ditanam oleh Petani Milenial Limo mengeluarkan oksigen, zat penting untuk bernafas.
Untuk itu, Bang Sukaimih berkomitmen akan terus membantu menyalurkan aspirasi Panjul Farm bila diberi amanah menjadi Wakil Rakyat di DPRD Kota Depok. Menariknya, kehadiran Bang Sukaimih di lokasi Demplot Panjul Farm, akhir pekan kemarin, membuat kagum para Petani Milenial. Pasalnya, baru kali itu, ada Caleg (Calon Anggota Legislatif) Dapil BCL, yang berkenan hadir, duduk bersama serta dialog dengan para Petani Milenial, yang didampingi petani senior.
Salah satu petani senior, Madelih (40 tahun), warga RT.008/RW.09 Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, mengaku senang dengan kehadiran Bang Sukaimih Muslimin di tengah-tengah petani Limo, yang masih bertahan dengan profesi petani. Sebab, tidak semua warga Limo, khususnya di sepanjang Jl Pendowo dan sekitarnya, yang masih mau bertahan menjadi petani.
Tapi, karena dorongan kehidupan, mereka mau tidak mau tetap menjadi petani. “Saat ini, selain saya, terdata ada 6 orang petani senior. Mereka menanam tanaman Kangkung, Bayam, dan lain-lain,” ujar Madelih. Selain mereka, kata Madelih, ada nenek usia 60 tahun yang turut menanam sekadar untuk bertahan hidup. Menurutnya, masalah petani setempat adalah kepastian hukum akta lahan pertanian yang mereka kerjakan. Masalah lain adalah kualitas benih, yang hasilnya berbeda-beda setiap musim.
Madelih mengaku menjadi petani di kawasan tersebut sejak kecil, saat siswa SMP. Dia bergabung dengan Kelompok Tani setempat, kendati statusnya petani penggarap lahan pertanian milik orang lain. Kendati sebagai buruh petani/petani penggarap, Madelih mengaku memperoleh pendapatan lumayan, yakni rata rata Rp 2 jutaan tiap bulan.
Sedangkan, Mas Aji, salah satu Petani Milenial, juga mengaku kagum dengan keberanian Bang Sukaimih Muslimin untuk diskusi dan bertatap muka dengan para Petani Limo. “Baru kali ini ada caleg yang mau menemui dan memperhatikan kami, para petani. Ini penghormatan luar biasa,” ujar Mas Aji, petani tanaman Cabai.
Mas Aji juga setuju dengan pertanyaan Bang Sukaimih yang berkomitmen mendukung sektor pertanian. Namun, dia juga meminta dukungan kepada Bang Sukaimih, agar bisa menyampaikan aspirasi/komunikasi kepada pemerintah dalam membantu pemasaran produk-produk pertanian di Kecamatan Limo. Supaya, produk pertanian tersebut cepat laku terjual.
“Misalnya, membangun kawasan pemasaran sayur-mayur khusus dari petani di Kecamatan Limo. Sehingga, ratusan pedagang sayuran keliling tinggal ambil barang jualan di kawasan tersebut. Demikian juga, petani Limo hanya menyetorkan hasil pertaniannya di kawasan ini, sehingga hasil sayuran cepat terjual, petani tidak antar-antar sayuran di warung-warung,” ungkap Mas Aji, yang berpenampilan layaknya Bob Sadino.
Sementara itu, Adam Sulaeman, Koordinator Panjul Farm (urban farming dan perikanan air tawar), menyampaikan aspirasi dan keinginan agar kegiatan ekonomi ini didukung lebih lanjut oleh berbagai pihak. Menurutnya, disamping sebagai wadah kegiatan positif bagi anak-anak muda/petani milenial, aktivitas urban farming di Panjul Farm ini bisa menghasilkan keuntungan. “Yang jika dikelola dalam bentuk lanjutan pengolahan pasca panen akan semakin meningkatkan nilai keekonomian,” ujar Adam. Lokasi Panjul Farm sekitar 1,2 Km dari JPO Tol Cinere-Serpong dekat Jl. Raya Cakra (Perumahan Wisma Cakra) dan berjarak hanya sekitar 850 meter ke arah Jembatan Jl. Pendowo, Grogol, Limo (di atas Ruas Tol BDN Sawangan-Cilandak Utama).
Peresmian Demplot Panjul Farm
Dalam penelusuran Tim Digital Pemenangan Sukaimih Muslimin, Demplot Panjul Farm ini diresmikan Wakil Walikota Depok, Bapak Imam Budi Hartono pada Rabu, 19 Januari 2023. Saat itu, Imam Budi Hartono, melakukan peresmian Poktan PANJUL FARM 09 atau Demplot Lele PANJUL FARM di RW.09 Pendowo Limo, Kecamatan Limo, Depok. Saat itu, PANJUL FARM –yang dipimpin Adam Sulaeman– sedang menyelesaikan budidaya ikan konsumsi air tawar (pembenihan dan pembesaran), dengan tabur benih 5 ribu ekor ikan lele (acara simbolis).
Turut hadir Ibu Iin Nur Fatinah (DPRD Provinsi Jawa Barat), Bapak Dede Sahlan (Ketua Komunitas Petani Depok Sejahtera/KOMPOS), Bapak Haji Lay Hendro (Ketua IBH Center) dan para tokoh penggiat Urban Farming Kota Depok, Bapak Namun HIdayat, Ustad Romlih (RW.09), Bapak Nasrullah (PPL Kecamatan Limo) serta perwakilan CSR PT MUJ (Bapak Ridwan Ajo). (rilis)